Berita

Rumah Pusat Edukasi Data Market Berita Perdagangan Rekor Terendah, Mata Uang Iran Jatuh Terhadap Dolar Saat Ini

Rekor Terendah, Mata Uang Iran Jatuh Terhadap Dolar Saat Ini

by Didimax Team

Nilai tukar mata uang Iran masuk ke kategori terendah pada Minggu, 18 Desember 2022. Gubernur Bank Sentral Iran menyalahkan kerusuhan anti-pemerintah atas jatuhnya mata uang ke rekor terendah saat ini. Peristiwa protes nasional selama dua bulan terakhir ini menjadi penyebabnya.

Dolar perlu disuntikkan ke pasar untuk mendukung mata uang Iran agar mampu bangkit lagi. Mata uang jatuh ke level terendah terhadap dolar AS pada hari Sabtu membuat masyarakat terkejut dengan krisis ekonomi ini, orang Iran memutuskan untuk mengosongkan tabungan mereka dan membeli dolar.

Menurut situs penukaran mata uang, harga jual dolar di pasar tidak resmi adalah senilai 395.600 real, dibandingkan dengan 386.800 pada Jumat, 16 Desember 2022 kemarin. Mata uang Iran telah kehilangan hampir 20 persen nilainya sejak protes nasional pecah tiga bulan lalu. 

Pada Mei 2018, mata uangnya sekitar 65.000 per dolar AS, tepat sebelum AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi terhadap negara tersebut. Sebuah video yang dibagikan oleh akun Twitter menunjukkan kerumunan orang memenuhi stasiun metro.

 

Bukti Banyaknya Demonstran di Teheran Melalui Video

Tempat pembuatan video itu di Teheran pada hari Sabtu. Mereka meneriakkan bahwa tahanan politik harus dibebaskan segera. 495 masyarakat yang ikut berdemo tewas pada hari Jumat, 68 di antaranya anak di bawah umur dan 62 anggota pasukan keamanan juga ikut tewas. Meski diperkirakan ada 18.450.

Kerusuhan ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan sejak Revolusi Islam 1979. Protes menyebar ke kelompok pekerja minyak yang menuntut upah lebih tinggi. 

Kerusuhan yang meluas di Iran ini dimulai ketika kematian seorang wanita bernama Mahsa Amini berusia 22 tahun dipenjara pada 16 September. Wanita ini ditangkap karena menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan peraturan negara. 

Polisi yang datang untuk membubarkan pengunjuk rasa atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh Polisi Republik Islam pada 19 September 2022. Kematian Amin memicu kemarahan publik meluas dan protes terburuk di Iran.

Sebelum Mahsa Amini ditemukan tewas, dia ditangkap karena tidak mengenakan jilbab saat meninggalkan stasiun kereta Shahid Haghani di Teheran bersama kakaknya Kiarah. Ditangkap sekitar pukul 18.30 bersama Kakaknya. 

Memang setelah adanya penangkapan lalu ditahan, Amini lekas dibawa ke rumah sakit. Polisi Teheran mengklaim bahwa Amin tiba-tiba mengalami masalah jantung saat di penjara. Menurut keluarga, sebelum ditangkap, Amini dalam keadaan sehat dan tidak pernah mengeluh sakit jantung. 

Kematian Amin dan dugaan penyiksaannya segera memicu kemarahan publik. Warga Iran turun ke jalan dan berdemonstrasi untuk memprotes tindakan pihak berwenang terhadap Amini. 

Bank sentral menyalahkan kerusuhan anti-pemerintah yang melakukan demonstran baru-baru ini sebagai penyebab jatuhnya mata uang rial Iran hingga masuk rekor terendah. Hal itu diumumkan langsung oleh Gubernur Bank Sentral pada Sabtu, 17 Desember 2022.

Pendapat Ulama Sunni Iran Tentang Hukuman Mati yang Menimbulkan Banyak Pengunjuk Rasa

Molavi Abdolhamid seorang ulama Sunni paling terkemuka di Iran, berbicara menentang pengadilan Iran menuntut pengunjuk rasa mengambil bagian dalam protes atas kematian Mahsa Amin dengan "Moharebeh" atau "Mohareb".

Penentangannya terhadap keputusan pengadilan Iran melabeli pengunjuk rasa berpartisipasi dalam protes atas kematian Mahsa Amini dengan "Moharebeh" atau "Mohareb". Moharebeh adalah istilah yang digunakan di Iran untuk individu atau kelompok diyakini berperang atau berjuang melawan Tuhan. 

Seseorang protes dengan batu dan tongkat atau hanya teriakan tidak boleh disalahkan pada Mohareb. Al-Qur'an memanggil mohareb ketika suatu kelompok menggunakan senjata dan terlibat dalam suatu pertempuran.

Sebelumnya, pakar Iran independen PBB, Javaid Rehman, menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya represi terhadap pengunjuk rasa di negara itu. Dia mengungkapkan, sejauh ini 21 warga telah ditangkap dan terancam hukuman mati. 

Meskipun perdebatan mengenai faktor apa yang menjadi penentu nilai tukar mata uang karena sifatnya relatif. Seperti suku bunga dan inflasi, nilai tukar merupakan salah satu faktor penentu yang paling penting dari kesehatan ekonomi suatu negara. 

Nilai tukar memainkan peran penting dalam perdagangan spesifik negara, merupakan faktor yang sangat penting dalam ekonomi pasar bebas di dunia. Itulah sebabnya nilai tukar merupakan indikator ekonomi yang paling diperhatikan, dianalisis dan di manipulasi oleh para politisi. 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama